BAB I
SIKAP
DAN PRILAKU WIRAUSAHA
STANDAR
KOMPETENSI :
Mengaktulisasikan sikap dan perilaku wirausaha
KOMPETENSI
DASAR :
1.
Mengidentifikasi sikap dan perilaku
wirausaha
2.
Menerapkan
sikap dan perilaku kerja prestatif (selalu ingin maju)
3.
Merumuskan Solusi Masalah
4.
Mengembangkan Semangat Wirausaha
INDIKATOR
1.
Disiplin,
komitmen tinggi, jujur, kreatif dan inovasi, mandiri dan selalu bekerja dengan
berprestasi
2.
Kebeberhasilan
dan kegagalan wirausahawan
diidentifikasi berdasarkan sikap dan
perilakunya dalam keseharian
3.
Kerja
prestatif (selalu ingin maju)
4.
Masalah diidentifikasi, dirumuskan dan dianalisis,
dengan percaya diri
5.
Kecakapan mengolah informnasi,
6.
Berpikir kreatif
7.
Kecakapan memecahkan masalah,
8.
Kecakapan bekerjasama dengan teman sekerja
9.
Alternatif perumusan solusi masalah berdasarkan
hasil analisis
10. Menciptakan daya saing sesuai dengan instrumen penilaian
11. Menciptakan sikap selalu ingin maju sesuai dengan instrumen
penilaian
12. Meningkatkan sikap disiplin dan etos kerja dengan instrumen
penilaian
13. Menumbuhkan kreativitas dan inovatif siswa sesuai dengan instrumen
penilaian
TUJUAN
PEMBELAJARAN:
1.
Peserta didik dapat Mengidentifikasi sikap dan perilaku
wirausaha
2.
Peserta didik dapat Mengerti dan menguasai Sikap perilaku
prestatif dalam kewirausahaan
3. Peserta didik dapat Merumuskan Sulusi Masalah yang
dihadapi dalam berwirausaha
4. Peserta didik dapat Mengembangkan Sikap dalam berwirausaha
MATERI PEMBELAJARAN :
A. KEWIRAUSAHAAN
DAN WIRAUSAHA
a. Kewirausahaan
1) Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari
istilah entrepreneurship yang berar tiperilaku dinamis, berani .pengambil risiko, reaktif, dan berkembang.
2) Tujuan Kewirausahaan
Dalam pendidikan
kewirausahaan diajarkan dan ditanamkan mengenai sikap dan perilaku untuk
membuka bisnis, agar mereka di kemudian hari menjadi seorang wirausaha yang berbakat dan
berhasil. Adapun tujuan kewirausahaan adalah:
a)
Untuk mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha
untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
b)
Untuk membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan
kemampuan kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan
unggul
c)
Untuk meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.
d)
Untuk menumbuhkembangkan keselarasan dan mencintai
kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.
b. Wirausaha
1) Pengertian
Wirausaha
Wirausaha
berasal dari bahasa Perancis yaitu entre renew yang berarti orang yang membeli barang dengan harga
pasti meskipun orang itu belum
rnengetahui berapa harga barang itu akan dijual.
2) )Manfaat Wirausaha
Seperti kita ketahui, bahwa semakin lama pengangguran di
Indonesia semakin bertambah.
Hal ini disebabkan karena sempitnya lapangan pekerjaan yang ada, sedangkan tenaga kerja semakin lama semakin
bertambah banyak. Dengan adanya kondisi seperti ini diharapkan muncul wirausaha-wirausaha baru,
karena dengan adanya wirausaha merupakan potensi pembangunan baik dalam jumlah maupun
kualitas para wirausaha itu sendiri.
3) Keuntungan dan Kelemahan
Berwirausaha
Ada beberapa keuntungan
dan kelemahan berwirausaha di antaranya:
a) Keuntungan berwirausaha
(1) Terbuka peluang untuk memperoleh
manfaat dan keuntungan secara maksimal.
(2) Terbuka peluang untuk memperlihatkan potensi wirausaha
secara penuh.
(3) Terbuka peluang untuk membantu masyarakat di dalam usaha.
(4) Terbuka peluang untuk mencapai tujuan usaha yang
dikehendaki
b) Kelemahan berwirausaha
(1) Bekerja keras dan waktunya sangat
panjang.
(2) Memperoleh pendapatan yang tidak pasti
dan risiko yang sangat besar.
(3) Tanggung jawabnya sangat besar dan
berat.
4) Sasaran dan Asas Kewirausahaan
Dalam berwirausaha pasti
memiliki sasaran yang ingin dicapai serta asas untuk tercapainya
tujuan.
a) Sasaran kewirausahaan adalah:
(1)
Para
generasi muda pada umumnya, anak-anak putus sekolah dan para calon wirausaha.
(2)
Para
pelaku ekonomi yang terdiri atas para pengusaha kecil.
(3)
Organisasi profesi dan kelompok-kelompok
masyarakat.
b) Asas
kewirausahaan adalah sebagai berikut.
(1) Kemampuan memecahkan masalah dan
mengambil keputusan.
(2) Kemampuan berkarya dengan semangat
kemandirian.
(3) Kemampuan berpikir, bertindak kreatif,
dan inovatif.
(4) Kemampuan bekerja secara tekun, teliti,
dan produktif.
5) Ruang Lingkup Kewirausahaan
Dalam berwirausaha banyak sekali bidang-bidang yang harus digeluti
di antaranya adalah:
a)
Lapangan
pemberi jasa: pedagang perantara, pemberi kredit atau perbankan, pengusaha angkutan, pengusaha birojasa
travel pariwisata, pengusaha asuransi, dan lain
sebagainya.
b)
Lapangan
perdagangan:pedagang besar, pedagang menengah, dan pedagang kecil.
c)
Lapangan agraris: pertanian (tanaman berumur
pendek dan berumur panjang), perkebunan, dan kehutanan.
d)
Lapangan
perikanan: pemeliharaan ikan, penetasan ikan, makanan ikan, dan pengangkutan ikan.
e)
Lapangan
peternakan: peternakan ayam, sapi dan lain-lain.
f)
Lapangan
perindustrian: industri tekstil, industri kerajinan tangan dan lain-lain.
g)
Lapangan
pertambangan dan energi.
6) Profil Kewirausahaan
Roopke, 1995, mengelompokkan kewirausahaan berdasarkan perannya, yaitu:
a) Kewirausahaan rutin
Wirausaha yang dalam melakukan
kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan standar
prestasi tradisional. Menghasilkan barang, pasar dan
teknologi. Dibayar dalam bentuk gaji.
b) Kewirausahaan arbitrase
Wirausaha yang selalu mencari peluang
melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Kegiatan ini tidak
perlu melibatkan pembuatan barang dan tidak perlu menyerap dana pribadi.
c) Wirausaha inovatif
Wirausaha yang
menghasilkan ide-ide dan kreasi baru yang berbeda.
7) Pengelompokkan kewirausahaan
Pengelompokkan kewirausahaan berdasarkan intensitas pekerjaan dan status (Zimerer,1996):
a) Part time Entrepreneur
Wirausaha yang melakukan usahanya hanya sebagian waktu saja sebagai
hobi. Kegiatan bisnis biasanya hanya
bersifat sampingan.
b) Home-base New Ventures
Usaha yang dirintis dari rumah/tempat
tinggalnya.
c) Family Own Business
Usaha yang dilakukan/dimiliki oleh
beberapa anggota keluarga secara turun temurun.
d) Copreneurs
Usaha yang dilakukan oleh dua orang
wirausaha yang bekerjasama sebagai pemilik dan menjalankan usaha bersama-sama.
1.
Karakteristik Wirausaha
a. Komitmen Tinggi
Seorang wirausaha yang berhasil adalah
seorang wirausaha yang memiliki komitmen tinggi. Dalam pengertiannya komitmen diartikan
sebagai berpegang teguh. Seseorang memiliki komitmen
tinggi berarti setiap saat pikirannya tidak lepas dari perusahaan, is memiliki sikap yang tegas, dan konsisten.
b. Sikap
Jujur dan Selalu Incjin Maju dalam Berwirauarta
Sikap jujur dalam berwirausaha adalah mau dan mampu
mengatakan sesuatu sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya. Jika diberi kepercayaan
dalam berwirausaha tidak berkhianat, apabila berkata selalu benar, dan apabila berjanji tidak mengingkari.
c. Sikap dan Perilaku Disiplin
Disiplin berasal dari bahasa lnggris
disciple yang berarti pengikut atau rhurid. Perkataan disiplin mempunyai arti
latihan dan ketaatan kepada aturan.
Disiplin yang baik tidak akan tercapai
apabila tingkah laku seseorang terlampau dikendalikan oleh bermacam-macam
peraturan dan tindakan. Sikap disiplin mestinya tumbuh sendiri dalam diri
seseorang yang merasa terpanggil.
d. Inovatif
Seorang wirausaha yang selalu ingin
berhasil dalam menjalankan perusahaannya harus selalu bisa menciptakan
inovasi-inovasi yang baru. Seorang wirausahawan yang kreatif dan inovatif akan
mampu menyesuaikan din dengan situasi dan kondisi bisnis pada zaman sekarang.
Seorang wirausahawan yang inovatif akan selalu menciptakan produk-produk yang
baru untuk kemajuan usahanya. . . . •
e. Kreativitas
Menurut Wollfolk (1984), kreativitas
adalah kemampuan individu untuk menghasilkan suatu (hasil) yang baru atau asli
atau pemecahan masalah secara umum pengertian kreativitas adalah kemampuan
untuk membuat kombinasi baru atau produk baru. Kreativitas adalah kemampuan seseoranq untuk melahirkan sesuatu yang
baru, balk berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa
yang telah ada sebelumnya.
f. Mandiri dan Realistis
Kunci keberhasilan wirausaha terletak
pada sikap mandiri dan ide-idenya yang realistis. Seorang wirausaha harus
memiliki kemampuan untuk bersikap mandiri.
Dalam melaksanakan fungsinya seoran wirausaha harus selalu erca a .ada
dirinya selalu percaya pada ide an 1(emam u nn a sendiri dan tidak bisa
dipengaruhi oleh pendapat orang lain.
2.
Mengidentifikasi dan
Menerapkan 10 (sepuluh) Keberhasilan dan Kegagalan Seorang Berdasarkan Karakteristik Wirausaha
Seorang wirausaha
yang ingin sukses atau berhasil dalam menjalankan usahanya ia harus selalu
bekerja keras, disiplin, mandiri realistis, prestatif dan Temiliki komitmen
tinggi. Seorang wirausaha yang memiliki kemauan keras dan penuh disiplin kuat
menggerakkan motivasi untuk bekerja secara sungguh-sungguh. Mereka harus tahan
dalam segala penderitaan dan selalu berjuang untuk selalu memperbaiki nasibnya.
Menurut Murphy dan Peck, guna mencapai sukses dalam karier sesesorang harus selalu
dimulai dengan kerja keras.
b. Ciri-ciri
Kewirausahaan Sukses
Menjadi wirausaha
profesional harus memenuhi kriteria ketangguhan. Adapun ciri dari kedua kriteria tersebut adalah
sebagai berikut:
a)
Berpikir dan
bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko
agak besar dan dalam mengatasi masalah.
b)
Selalu
berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan langganan.
c)
Berusaha
mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (danpengusahanya)
serta meningkatkarkemampuan dengan sistem pengendalian intern. d).
Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutamadengan pembinaan motivasi dan semangat kerja
serta pemupukan permodalan.
e)
Berani
mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha menghindarinya.
f)
Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya
bakti yang lebih baik untuk langganan,
pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara.
g)
Antisipasif
terhadap perubahan dan akomodatif terhadap lingkungan.
h)
Kreatif
mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
i)
Selalu
berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui inovasi di berbagai bidang.
c.Perilaku Kewirausahaan Sukses
Keberhasilan seorang wirausaha biasanya erat
kaitannya dengan sikap dan perilaku sebagai berikut.
a) Sikap jujur
Seorang
wirausahawan harus memiliki penalaran yang tinggi serta jujur terhadap dirinya sendiri. Sebab dengan berperilaku jujur
terhadap dirinya sendiri akan membuat hati
tenang dan jernih. Dengan pikiran yang tenang dan jernih akan membuat seseorang dapat menuangkan ide-ide serta rencana
yang matang sehingga akan menunjang
keberhasilan wirausahawan. Selain jujur terhadap dirinya sendiri, seorang wirausaha hendaknya juga jujur terhadap orang
lain seperti relasi, pelanggan, para karyawan
dan pihak-pihak yang terkait. Kejujuran adalah modal utama dalam berusaha, dengan berperilaku jujur pada orang lain
maka seorang wirausaha tersebut akan dipercaya
oleh banyak pihak, sehingga setiap tawaran, negosiasi atau kerjasama dengan perusahaan lain akan selalu mendapat
sambutan yang baik.
b) Disiplin dan berani
Seorang
wirausahawan harus berani dan disiplin dalam melaksanakan
tugasnya dan tanggungjawabnya. Berani dan disiplin berbuat sesuatu berkat
pengalaman dan pengetahuannya. Bakat
seseorang bisa merupakan bawaan seseorang sejak lahir. Pengalaman bisa diperoleh melalui suatu uji coba
atau pun belajar dari lingkungan di sekitarnya. Sedangkan pengetahuan
bisa diperoleh dari buku maupun dari jalur pendidikan
formal/nonformal.
Seseorang
yang berani dan disiplin berbuat bisa juga karena adanya fasilitas dan keyakinan yang ada pada dirinya. Keyakinan diri seseorang
bisa muncul karena adanya rasa
percaya did dan pengalaman serta pengetahuan yang dimilikinya.
c) Kreatif
dan inovatif
Seorang
wirausaha yang berhasil selalu berupaya untuk selalu
mencari dan menemukan hal-hal yang
baru untuk memperbaiki kualitas produknya. Meraka selalu berusaha untuk
menemukan ide-ide yang baru atau hal-hal yang baru dan bisa menguntungkan usahanya dan mereka juga selalu
berusaha untuk mengembangkan produk
yang dihasilkan untuk memperoleh hasil yang maksimal.
d) Mandiri
dan realistis
Seorang
wirausaha harus selalu bisa menerima dirinya sendiri dan
orang lain pa adanya. la harus selalu bersikap pantang mundur dalam menghadapi
sesuatu kendati ada kekurangan.
Seorang wirausaha apabila ingin berhasil selalu dapat
memimpin bawahannya dengan baik, member' contoh, dan teladan
yang baik. ,
b. Mengidentifikasi Kegagalan Berdasarkan
Karakteristik Wirausaha
Di samping keberhasilan dalam
berwirausaha apabila tidak berhati-hati akan menyebabkan wirausaha tersebut mengalami kegagalan.
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003: 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
1)
TidaKkompeten
dalam manajerial. Tidak kompeten atau Tidak memiliki kemampuan dan • - n.etahuan rten•elola usaha merupakan
faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang
berhasil.
2) Kuran ber en alaman balk dalam kemampuan
mengkoordinasikan, keterampilan menge ola sumber daya
manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3)
Kurang
dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam
keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan
secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat
operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4)
Gagal
dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali
gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan
dalam pelaksanaan.
5) Lokasi an kurang memadai. Lokasi usaha
yang strategis merupakan faktor yang menentukan ce er asaan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat
mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang
efisien.
6) Kurangnya perigawasan peralatan.
Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Ku rang pengawasan dapat
mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak
efektif.
7)
Sikap yang kurang
sungguh-sunggl lam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
8) Ketidakmampuan dalam melakukan
peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang slap mengtladapi dan melakukan perubahan,
tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila
berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan
setiap waktu.
Selain tidak menerapkan sikap/perilaku
di atas, kegagalan dalam berwirausaha juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor yang lain.
Adapun faktor-faktor lain yang bisa rnenyebabkan wirausaha tersebut mengalami kegagalan adalah sebagai berikut:
1)
Tidak adanya perencanaan yang matang Perencanaan sangat penting bagi seorang wirausaha
untuk menjalankan kegiatankegiatannya, tanpa adanya perencanaan yang matang
ibarat orang berjalan tanpa petunjuk atau peta. Sehingga perencanaan yang dibuat secara asal-asalan dan tergesa-gesa
bisa menyebabkan
kegagalan dan berwirausaha.
2)
Bakat
yang tidak cocok
Bakat merupakan suatu pembawaan yang
dibawa manusia. Seseorang yang menekuni suatu bidang usaha tertentu mengalami kegagalan
karena bidang yang ditekuninya tidak sesuai dengan
bakatnya.
3)
Kurang
pengalaman
Pengalaman adalah salah satu faktor
yang menyebabkan kegagalan dalam berwirausaha. Dalam pepatah mengatakan bahwa
pengalaman adalah guru yang paling baik. Seorang wirausaha yang tidak berpengalaman dalam bidang
usahanya akan banyak menemui kegagalan karena kurang
mengetahui kekurangan atau kelemahan bidang usahanya.
4)
Kurangnya
modal
Modal sangat penting dalam menjalankan
usaha, tidak adanya modal akan berpengaruh pada berhasil tidaknya usaha yang dijalankan.
Kurangnya modal berakibat usaha yang dijalankan tidak
sesuai dengan rencana yang telah disusun.
5)
Lemahnya
pemasaran
Usaha pemasaran sangat penting sekali
bagi suatu perusahaan untuk mengenalkan barangbarang produksi perusahaan pada masyarakat.
Kurangnya pemasaran berakibat barangbarang diproduksinya akan menumpuk dan
tidak laku. Apabila barang yang diproduksinya tidak laku akan berakibat pada kegagalan
berwirausaha.
6)
Tidak
mempunyai etos kerja yang tinggi
Untuk menunjang keberhasilan wirausaha
diperlukan etos kerja atau budaya kerja. Apabila dalam menjalankan usahanya tidak disertai dengan
etos kerja yang tinggi akan terjadi kemunduran dan kalah dalam persaingan, sehingga lambat-laun akan
menyebabkan kegagalan.
B. PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT PERILAKU KERJA
PRESTATIF
Apabila ingin menjadi seorang wirausaha yang berhasil, is harus bekerja
prestatif. Prestatif adalah
suatu sikap dari seorang wirausaha, seorang wirausaha selalu berambisi ingin
maju dengan komitmen
tinggi terhadap pekerjaannya. Perilaku kerja prestatif adalah sikap dan
perilaku ingin maju dalam segala bidang, khususnya kompetensi atau keahlian
yang ditekuninya.
Wirausaha yang ingin sukses dan berhasil dalam usahanya harus bersikap
dan berlaku positif. Berbuat dan bekerja secara perstatif adalah mereupakan
modal dasr untuk keberhasilan wirausaha. Seorang wirausaha yang prestatif
adalah seorang wirausaha yang selalu gigih dalam menghadapi pekerjaannya,
menghadapi tantangan tanpa mengenal lelah.
Apabila karakteristik prestatif seorang wirausaha diterapkan di dalam
dunia usaha, maka:
a. Mereka akan memiliki tekad yang kuat
dalam berusaha bukan karena terpaksa.
b. Mereka akan mawas diri dan bertekad
bulat untuk berusaha maju.
c. Mereka berpikir ada kemungkinan gagal
tetapi mereka tidak mengenal rasa takut.
d.
Mereka
selalu berpikir positif, karena ingin berkreatif.
C. MENERAPKAN PERILAKU BELAJAR PRESTATIF
a. Penerapan Kesempatan Bekerja
Keterampilan
dan keahlian para wirausahawan perlu ditingkatkan sehingga pengalihan bisnis swasta asing dapat beralih ke tangan
wirausahawan swasta Indonesia. Untuk keperluan tersebut diperlukan
semangat kerja yang tinggi prestatif, efektif, dan efisien. Dengan semangat kerja yang tinggi, prestatif, efektif, dan efisien
diharapkan para wirausahawan dapat:
1) Aktif dan kreatif daripada berpikir kritis.
2) Kebiasaan mencari kerja harus diubah dengan menciptakan pekerjaan.
Menanamkan perilaku bekerja yang prestatif, efektif, dan
efisien perlu diterapkan dan ditingkatkan dengan jalan:
1) Pembinaan dan pengembangan bekerja.
2) Bimbingan penyuluhan dan pengawasan
bekerja.
3) Memotivasi pekerja agar mau bekerja
lebih aktif, kreatif, dan inovatif.
b. Proses Kerja Prestatif
Perilaku kerja prestatif dimulai dari
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal ini
merupakan salah satu kemampuan manusia dapat mengaktualisasikan dirinya ke
dalam lingkungan tempat is berada.
1) Lingkungan keluarga
Dalam lingkungan keluarga peranan
orangtua menentukan pembentukan kerja prestatif `anak. Penanaman disiplin dan ketegasan orangtua
dalam mendidik anak-anakanya akan memotivasi anak untuk berperilaku prestatif dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari di lingkungan
keluarga. Perilaku kerja prestatif di lingkungan keluarga dapat dilihat pada pembagian dan pengaturan pekerjaan
rumah secara proporsional pada setiap anggota keluarga.
2) Lingkungan sekolah
Pengaruh pola pikir prestatif tersebut
berasal dari guru dan kawan-kawan sekolahnya. Contoh perilaku prestatif di
lingkungan sekolah misalnya pemberian tugas pengamatan terhadap lingkungan
dengan memberikan penilaian dan kesan sehingga siswa terbiasa berpikir,
menganalisa dan selalu ingin maju.
3) Lingkungan masyarakat
Kegiatan-kegiatan dalam masyarakat,
baik yang digerakkan oleh perorangan maupun lembaga kemasyarakatan
banyak yang dapat membantu timbulnya kerja prestatif anggota masyarakatnya.
c. Falsafah Kerja Prestatif
Di bawah ini ada beberapa falsafah bekerja prestatif
para wirausaha yang perlu dihayati.
1)
Hidup
harus banyak belajar tentang dirinya sendiri.
2)
Kegagalan
usaha harus diterima sebagai pengalaman.
3)
Kekuatan
berusaha datang dari tindakannya sendiri.
4)
Resiko
kegagalan selalu ada.
5)
Wirausaha
harus menerima dan bertanggungjawab.
6)
Ada
keberhasilan berusaha, setelah kegagalan.
7)
Wirausaha
yang menghindari resiko rendah.
8)
Menjauhi
resiko tinggi karena ingin berhasil.
9)
Harta
terbesar bersikap positif di dalam usaha.
10) Prestasi ditentukan oleh sikap dan tindakan wirausaha sendiri.
11) Kejarlah kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki.
12) Terimalah apa adanya dan kurangilah kelemahan-kelemahannya.
d. Perencanaan Perilaku Bekerja Prestatif
Dalam modul
kewirausahaan yang disampaikan oleh Drs. Ikaputera Waspada, M.M perencanaan perilaku bekerja prestatif
sebagai berikut:
1) Masa inkubasi
Kapanpun mengembangkan diri harus
disesuaikan dengan bisnis yang cocok. Ide-ide dapat dikembangkan dan direncanakan dengan balk,
sehingga perencanaan dapat dikembangkan dengan balk pula.
2) Analisis sumber perencanaan
Bila bekerja dilakukan dengan balk dengan menganalisis kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman.
Artinya bekerja telah mengandung bahan-bahan yang sangat penting untuk perencanaanbekerja secara prestatif.
3) Sasaran jelas, realitis dan
menggairahkan
Bekerja agar sesuai sasaran perlu
direnungkan, dibayangkan, dan diidamkan semenarik mungkin, sehingga dapat
menggairahkan semangat bekerja dan dapat dilakukan sesuai yang diharapkan.
4) Hasil yang terukur
Bekerja dengan sasaran perlu
direnungkan, dibayangkan, dan diidamkan seefektif mungkin,sehingga dapat mendorong niat pelaku
untuk bekerja dengan efisien.
e. Pentingnya Perilaku Bekerja
Prestatif
Pentingnya menanamkan bekerja prestatif
melalui latihan adalah:
1) Menghargai cita-cita dan masa depan;
2) Meningkatkan kemampuan bekerja secara
prestatif;
3) Mengurangi pengawasan dalam bekerja;
4) Terus menerus menambah ilmu
pengetahuan;
5) Mengembangkan rasa kesetiakawanan;
6) Mengembangkan sikap yang positif;
7) Mengembangkan kemampuan berprakarsa;
8) Mengembangkan daya kreativitas;
9) Efektif dan efisien dalam bekerja.
D. BENTUK-BENTUK KERJA PRESTATIF
Ciri khusus perilaku kerja prestatif adalah selalu ingin
maju di segala bidang. Seorang wirausaha yang selalu ingin maju harus mau belajar banyak serta
memiliki keyakinan yang kuat dalam usahanya. Perilaku kerja yang prestatif dapat dilihat dalam
sikap-sikap sebagai berikut:
a. Kerja lkhlas
Yaitu bekerja dengan bersungguh-sungguh
dapat menghasilkan sesuatu yang balk dan dilandasi dengan hati yang tulus. Adapun
alasan-alasan yang mendorong seseorang untuk bekerja ikhlas adalah:
1) Kebutuhan untuk berprestasi dalam
bekerja.
2) Pemilihan bidang usaha yang cocok
dengan hobi/kesenangan wirausahawan.
3) Memberikan pelayanan yang terbaik pada
para konsumen.
4) Memberikan pelayanan yang terbaik pada
para konsumen.
Sifat negatif yang harus dikurangi
atau dihilangkan dari kepribadian wirausahawan antara lain:
1) Cepat merasa puas diri.
2) Cepat putus asa.
3) Kurang bertanggung jawab.
4) Terlalu berani dalam berwirausaha tanpa
memperhitungkan risiko.
5) Kurang bergaul.
6) Memaksakan kehendak sendiri.
7) Sangat pemalu dan pendiam.
8) Bersikap sombong jika mendapat
keberhasilan.
b. Kerja Mawas Terhadap Emosional
Yaitu bekerja dengan tidak terpengaruh
oleh perasaan yang sedang melanda jiwanya.
c.Kerja Cerdas
Yaitu di dalam
bekerja harus pandai memperhitungkan risiko, mampu melihat peluang, dan dapat mencari solusi sehingga dapat
mencapai keuntungan yang diharapkan. Wirausahawan yang bekerja dengan cerdas
dengan cerdas dalam menjalankan usahanya selain menggunakan modal fisik dan modal abstrak.
d.Kerja Keras
Yaitu bahwa dalam
bekerja kita harus mempunyai sifat mampu kerja atau jika kerja untuk mencapai sasaran yang ingin
dicapai. Seseorang wirausaha yang pekerja keras adalah seorang wirausaha yang dapat memanfaatkan waktu
yang optimal sehingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak ataupun kesulitan yang dihadapi.
e.Kerja Tuntas
Yaitu dalam
bekerja seorang wirausaha mampu mengorganisasikan
bagian usaha secara terpadu
dari awal sampai akhir untuk dapat menghasilkan usaha sampai selesai dengan
maksimal. Agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan tuntas ada beberapa
hal yang harus
diperhaitkan, antara lain yaitu:
1) Berusaha menghilangkan rasa malas.
2) Yakin bahwa pekerjaannya selesai.
3) Membuat manajemen waktu.
4) Tidak menunda-nunda pekerjaan.
E. MENERAPKAN SIKAP KERJA PRESTATIF
a. Penerapan Kesempatan Kerja
Tujuan sikap kerja prestatif dapat diperoleh jika
wirausahawan:
1)
Aktif
dan kreatif daripada berpikir kritis, Yaitu harus dapat menciptakan sikap
prestatif, efektif dan
efisien serta mengembangkan daya cipta positif.
2)
Kebiasan
mencari kerja yang diubah, yaitu selalu sibuk dan menerapkan perilaku pekerja
prestatif dalam setiap kesempatan.
b. Kepercayaan dan keberanian bekerja
Cara menanamkan
perilaku bekerja prestatif yang perlu diterapkan adalah:
1) Pembinaan dan pengemabangan bekerja.
2)
Bimbingan
penyuluhan dan pengawasan bekerja.
3)
Memotivasi
pekerjaan agar mau bekerja lebih aktif, kreatif dan inovatif
F. MASALAH
Masalah
adalah segala sesuatu yang dapat menghambat tercapainya tujuan yang ingin dicapai, dan orang tersebut tidak mampu
memecahkannya pada saat itu juga. Masalah
yang ada dalam perusahaan ada masalah kecil dan masalah besar, ada juga r yang sifatnya kecil dan masalah besar,
ada juga masalah yang sifatnya umum dan masalah ada masalah teknis dan masalah nonteknis. Salah
satu tanggung jawab para wirausaha berusaha memecahkan masalah dalam usaha atau bisnis.
a. Jenis-jenis
masalah yang sering dihadapi oleh seorang wirausaha yaitu:
1) Jenis masalah menurut asal-usulnya
a) Masalah yang berasal dari dalam organisasi perusahaan itu
sendiri, misalnya:
(1) Menurunnya omzet penjualan.
(2) Kerusakan mesin-mesin kantor dan
peralatannya.
(3) Kurangnya produktivitas tenaga kerja.
b) Masalah yang
berasal dari luar organisasi perusahaan. Hal ini biasanya berkaitan c
(1)
Fluktuasi
harga bahan baku dan pembantu.
(2)
Tingkat
persaingan produk di pasar.
(3)
Gejolak
ekonomi dan moneter.
(4)
Hubungan
dengan para pelanggan dan relasi bisnis.
2) Jenis masalah menurut tingkat
kesulitannya dalam perusahaan
Masalah ini dapat dibedakan menjadi:
a)
Masalah
ringan, yaitu masalah-masalah yang dengan cepat dan mudah dapat: diatasi.
b)
Masalah
sedang, yaitu masalah-masalah yang agak sulit pemecahannya membutuhkan waktu agak lama dalam
mengatasinya.
c)
Masalah
rumit/berat, yaitu masalah-masalah yang sulit atau bahkan sangat rum' dicarikan
jalan keluarnya sehingga biasanya wirausahawan membutuhkan sebL. karena pemecahannya yang cukup lama.
b. Jenis
masalah menurut waktu terjadinya. Masalah dapat dibedakan menjadi:
1) Masalah yang bersifat rutin dan
repetitif.
2) Masalah serupa setiap kali muncul dan
muncul kembali.
3) Masalah yang datangnya tidak menentu.
2. Teknik Pemecahan Masalah dan Pembuatan
Keputusan
Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dan akurat, seorang
wirausahawan memo sumber
informasi bisnis yang lengkap, akurat, dan dapat dipercaya. Dengan adanya
sumber inf: dapat
digunakan untuk pemecahan masalah dan Pembuatan keputusan.
Macam-macam informasi yang diperlukan untuk memecahkan
masalah dalam pemt keputusan
usaha di antaranya adalah:
a. Informasi kuantitatif, berisi masukan nilai yang dapat
dihitung misalnya masalah berat, jL. tekanan, temperatur.
b. Informasi kualitatif, berisi masukan nilai yang dapat dirasa
seperti perubahan produk. produk,
panas, dingin.
c. Informasi kontrol, misalnya pemberian petunjuk.
d. Informasi simbol, misalnya petunjuk dalam rambu-rambu
bisnis.
Kunci keberhasilan seorang wirausaha terletak pada cara mengelola
informasi dan t terletak
pada banyaknya informasi yang diperoleh. Sumber-sumber informasi yang
dibutuhkan rangka
menunjang kebijakan usaha teridiri dari:
a. Sumber
informasi data primer, adalah sumber informasi yang diperoleh wirausaha dar
survei atau pendataan
secara langsung pada:
1) Pedagang perantara.
2) Konsumen sendiri.
3) Para penjual sendiri.
b. Sumber
informasi data sekunder, ialah sumber informasi yang diperoleh wirausahawa.
hasil survei data itu
dapat berasal dari:
1) Media massa.
2) Pemerintah.
3) Biro statistik.
4) Perkumpulan dagang.
5) Kadin
Dalam pemecahan masalah tidak selamanya menempuh pola kerja
pikir yang teratur dan tetap.
Langkah-langkah dalam pemecahan masalah yaitu:
a. Menyadari dan merumuskan masalah.
b. Mengkaji masalah dan merumuskan masalah.
c. Mengumpulkan data-data.
d. Interpretasi dan verifikasi data.
e. Aplikasi kesimpulan.
G.PROSEDUR PEMECAHAN MASALAH
Adapun prosedur pemecahan masalah,
dengan langkah-langkahnya dilaksanakan dengan menggunakan metode ilmiah sebagai berikut:
a. Kenalilah persoalannya secara urnum.
b. Rumuskan persoalan dengan tepat dan
benar.
c. ldentifikasikan persoalan utama yang ingin
dipecahkan secara terkait.
d. Tentukan fakta-fakta dan data-data
penting yang berkaitan dengan masalah.
e. Tentukan teori dan pendekatan pemecahan
masalahnya.
f. Pertimbangkanlah pelbagai kemungkinan
jalan keluar dari problem tersebut.
g. Pilihlah jalan keluar yang dapat
dilaksanakan dengan balk.
h. Periksalah, apakah cara penyelesaian
masalah tersebut sudah tepat.
H. LANGKAH BERPIKIR ILMIAH
Pada garis besarnya, pemikiran secara
ilmiah dapat berlangsung di dalam memecahkan masalah dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Merumuskan tujuan, keinginan, dan
kebutuhan, balk untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
b. Merumuskan permasalahan yang
berhubungan dengan usaha untuk mencapai tujuan.
c. Menghimpun informasi relevan yang
berhubungan dengan masalah yang dipikirkan.
d. Menghimpun fakta-fakta obyektif yang
berhubungan dengan masalah yang dipikirkan.
e. Mengolah fakta-fakta deengan pola
berpikirtertentu, baik secara induktif maupun deduktif.
f. Memilih alternatif yang dirasa paling
tepat.
g. Menguji alternatif itu dengan
mempertimbangkan hukum sebab akibat.
h. Menemukan dan meyakini gagasan.
i. Mencetuskan gagasan itu, balk secara
lisan maupun tulisan.
I. TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a. Membuat Keputusan (Decission Making)
Membuat keputusan adalah suatu proses
memilih alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang ada. Dalam dunia usaha teknik
pengambilan keputusan itu sangat penting bagi wirausaha. Seorang wirausaha yang mampu mengambil
suatu keputusan dalam batas-batas waktu yang masuk akal mungkin is akan mampu mengambil suatu keputusan yang
menguntungkan sewaktu
muncul peluang-peluang bisnis. Kemampuan membuat keputusan dapat diperoleh dari
pengalamannya selama bertahun-tahun.
Dalam perusahaan besar biasanya
pembuatan dan pengambilan keputusan didasarkan atas dasar data-data dan dokumentasi perusahaan.
Adapun pedoman untuk membuat keputusan adalah sebagai berikut.
1) Tentukan fakta-fakta dari persoalan yang
sudah dikenal.
2) Identifikasi bidang manakah dari persoalan-persoalan yang tidak
berdasarkan fakta-fakta.
3) Keberanian dan antusiasme sangat
diperlukan dalam menerapkan sebuah keputusan.
4) Bersedia untuk mengambil tindakan yang
agresif dalam menerapkan sebuah keputusan.
5) Ambillah risiko yang sedang-sedang saja.
6) Jauhilah keputusan-keputusan yang akan
mengubah secara drastis susunan organisasi yang sekarang.
7) Keputusan perlu diujicobakan dahulu.
Seorang wirausaha yang kreatif adalah seorang wirausaha
yang pandai mengambil keputusan-keputusan
yang tepat dalam bisnisnya.
Dalam membuat suatu keputusan ada beberapa faktor dan pertimbar ga- harus diperhatikan oleh para wirausaha yaitu sebagai
berikut.
1)
Ukuran
dan kompliksitas bisnis.
2)
Harapan
mengenai pertumbuhan dan perkembangan bisnis.
3)
Fasilitas
jasa yang tersedia di daerah.
4)
Kualitas
dan kuantitas dari staf yang tersedia.
5)
Jumlah
transaksi yang harus diproses.
6)
Faktor-faktor
keuangan.
Dalam pengambilan keputusan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu:
1)
Faktor
orang, dalam membuat suatu keputusan perlu diperhatikan
dan dipertimbanaka- -a-g-orang yang
akan merasakan hasil dari keputusan yang dibuat.
2)
Faktor
psikologis, dalam membuat
keputusan perlu diperhatikan masalah emosional, pik -a-
e-asaan, kekecewaan
maupun pengaruh kejiwaan lainnya.
3)
Faktor
sasaran,dalam membuat
keputusan harus memperhatikan arah usaha dalam rang- a -_- e-:apaian
sasaran yang sudah
ditetapkan.
4)
Faktor
fisik, dalam membuat
suatu keputusan perlu ditransferkan ke arah tindakan ‑
5)
Faktor
waktu, dalam membuat suatu keputusan perlu
memperhatikan waktu yang e+e- - efisien harus cukup untuk menganalisis data-data dan
permasalahannya.
6)
Faktor pelaksanaan, setiap keputusan akan menimbulkan suatu rangkaian tindakan
di da — -ambuat keputusan.
Selain dipengaruhi oleh beberapa faktor
dalam membuat suatu keputusan pe- _ _ adanya pertimbangan-pertimbangan seperti di bawah ini:
a. Keputusan yang Akan
Diambil
Dalam membuat suatu keputusan harus dipertimbangkan masak-masa.• secara objektif. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat keputusan
ada —anfaat, pelaksanaannya, orang-orangnya.
b.
Tindakan-tindakan
Tindakan yang diperlukan dalam membuat keputusan yang tepat dan akL-a-
_-e-a lain:
(1).Menilai
data-data. 3) Konsekuensi pilihan.
(2).Memilih
data-data. 4) Tindakan pelaksanaan.
J. PERBEDAAN MASALAH DAN BUKAN
MASALAH
Dapat dikatakan bahwa
setiap manusia pasti memiliki masalah. Untuk dapat membedakan apakah sesuatu itu merupakan masalah atau bukan,
maka kita harus mengetahui apa masalah itu? Masalah adalah hambatan yang
dihadapi oleh seseorang dalam mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mampu memecahkannya pada saat itu juga dan kemudian
dalam kurun waktu berbeda mampu
menyelesaikannya.
at
|
K. IDENTIFIKASI MASALAH DAN MENCARI PENYEBABNYA
Untuk dapat mencari pemecahan masalah dan cara penyelesaian
masalah dalam dunia usaha sebenarnya
tidaklah sulit apabila seorang wirausahawan banyak memiliki pengalaman, apabila
suatu persoalan-persoalan telah ditentukan, semua informasi dan data-data
masalah sudah terkumpul maka masalah
yang ada di identifikasi untuk dapat diambil pemecahannya.
Pengidentifikasian masalah bukanlah merupakan tindak
langsung. Dalam pemecahan masalah ada beberapa prosedur yang harus dilakukan yaitu:
a. Kenalilah persoalannya secara umum.
b. Identifikasikan problem-problem utama
yang terkecil.
c. Tentukan faktor-faktor dan data-data
penting yang berkaitan dengan masalah.
d. Carilah sebab-sebab problem tersebut.
e. Pertimbangkanlah berbagai kemungkinan
jalan keluar dari problem tersebut.
f. Pilihlah jalan keluar yang dapat
dilaksanakan dengan baik.
g. Periksalah apakah cara penyelesaian masalah
tersebut sudah tepat.
L. MENCARI DAN MENENTUKAN ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
Untuk mengambil keputusan dengan tepat kita harus memiliki
beberapa alternatif untuk dipilih. Pemilihan itu merupakan syarat untuk
memecahkan masalah.
a. Operating Research
lstilah operating research disebut juga management science
menunjukkan sejumlah teknik matematis
untuk menganalisis dan menyelesaikan masalah-masalah. Penerapan operation
research dapat dilakukan melalui 5 (lima) tahap yaitu:
1) Merumuskan masalah.
2) Membuat model matematis untuk
mewakili/menggambarkan sistem yang sedang diteliti.
3) Membuat pemecahan
dan model tersebut
4) Menguji model
tersebut dan membuat penyelesaiannya
5) Mengendalikan
pemecahan tersebut.
Ada beberapa teknik untuk melakukan operating
research yaitu:
1)
Linear programming
Linear programming ini merupakan metode matematis yang
digunakan untuk mengatasi masalah-masalah
alokasi sumber.
2) Teknik antrian
Teknik antrian dapat digunakan untuk
menganalisa beberapa alternatif dan mendapat penyelesaian optimal dari
masalah-masalah yang timbul.
3) Teori keputusan
Dalam pengambilan keputusan, kebanyakan
orang menggunakan probabilitas (kemungkinan) untuk beberapa alternatif yang berbeda menurut
perasaan.
b. Capital Budgetting
Pengambilan keputusan dalam
pengeluaran modal, memerlukan 4 (empat) tahap penting, yaitu:
1) Membuat beberapa alternatif proyek
investasi.
2) Memilih satu alternatif.
3) Menerapkan keputusan.
4) Mengevaluasi pro dan kontra dari
masing-masing alternatif.
c. Break Event Analysis (BEA)
Analisis break event analysis dapat
membantu kita untuk menentukan apakah volume penjualan akan menghasilkan keuntungan atau
kerugian. Ada beberapa konsep pokok dari penggunaan analisa break event, yaitu:
1)
Fixed cost. 3) Penghasilan (revenue).
2)
Variabel cost. 4) Laba (profit).
M. LANGKAH-IANGKAH PEMECAHAN MASALAH USAHA
Berikut ini dikemukakan langkah-langkah
dalam pemecahan masalah, yakni:
a. Menyadari dan memutuskan masalah.
b. Mengkaji masalah dan merumuskan
masalah.
c. Mengumpulkan data-data.
d. Analisis data.
e. Interpretasi dan verifikasi data.
f. Pengambilan keputusan
g. Aplikasi kesimpulan.
N. MENCARI DAN MENENTUKAN ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH , . LANGKAH-IANGKAH PEMECAHAN MASALAH USAHA , DAMPAK
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Satu-satunya hal yang pasti dalam hidup
ini adalah ketidakpastian itu sendiri, berkaitan dengan ketidakpastian, wirausahawan tidak dapat
sepenuhnya mengetahui hasil dari alternatif yang dipilih. Ada beberapa kondisi yang dihadapi oleh
wirausahawan dalam pengambilan keputusan antara lain:
a. Kondisi Kepastian Sepenuhnya
Kondisi ini hampir tidak pernah
ditemui. Dalam hal ini wirausahawan mengetahui dengan pasti hasil dari keputusan yang diambilnya,
karena is memiliki semua informasi dan fakta.
b. Kondisi Ketidakpastian Sepenuhnya
Pada kondisi ini wirausahawan sama
sekali tidak tahu hasil dari keputusan yang diambilnya.
c. Kondisi Risiko
Kondisi risiko terletak di antara
kepastian sepenuhnya dan ketidakpastian sepenuhnya. Kondisi risiko terjadi bila
wirausahawan hanya memiliki sedikit informasi mengenai hasil dari keputusan yang di ambil jika keputusan tersebut
akan dilaksanakan.
O. MENGEMBANGKAN SEMANGAT USAHA
Seorang wirausaha yang berhasil adalah seorang wirausaha yang selalu
memiliki semangat yang tinggi
untuk mengembangkan usahanya. Seorang wirausaha harus mampu mengembangkan
sikap:
a. Percaya diri.
c. Memiliki ketekunan.
bberani mengambil risiko.
d. Memiliki kepribadian yang mantap.
Untuk dapat lebih
memiliki semangat untuk mengembangkan jiwa seorang wirausaha maka harus menerapkan sikap inovatif,
kreativitas, motivasi dan menanamkan perilaku bekerja secara efektif dan efisien.
Untuk mengembangkan
semangat pada din seorang wirausaha ada beberapa falsafah yang dihayati, di antaranya adalah:
a. Risiko kegagalan harus diterima.
b. Kekuatan seseorang datang dari
tindakannya sendiri bukan dari tindakan orang lain.
c. Untuk mencapai tujuan dalam hidupnya,
seorang wirausaha harus belajar banyak tentang dirinya sendiri.
Untuk menjadi seorang wirausaha yang berhasil
ada beberapa hal karakteristik seorang wirausaha
yang perlu dikembangkan yaitu:
a.Dapat mengendalikan emosi.
|
f. Disiplin.
|
b. Bertanggung jawab.
|
g. Merasakan
kebutuhan orang lain.
|
c. Berpikir positif.
|
h. Kejujuran.
|
d. Memperhitungkan risiko.
|
i. Berkemauan
keras.
|
e. Dapat bekerjasama dengan orang lain.
|
j. Kesabaran dan
ketabahan.
|
Semangat dan strategi efektif dalam
kewirausahaan antara lain:
a. Semangat etos kerja dan profesional
Keberhasilan
seorang wirausaha dalam mengelola usahanya terletak pada sikap dan kemauan berusaha serta mempunyai semangat etos kerja yang tinggi.
Semangat dan etos kerja yang tinggi terletak
pada:
1) Sikap dan kemauan yang tinggi dalam
berwirausaha.
2) Kecakapan dan keahlian yang tinggi
dalam berwirausaha.
3) Berinisiatif dan kreatif.
b. Berpikir positif dalam berwirausaha
Seorang wirausaha
yang ingin berhasil dalam menjalankan usahanya harus selalu berpikir positif untuk maju. Adapun cara-cara
berpikir positif untuk maju dalam berwirausaha adalah:
1) Berpikir yang dinamis. 3) Berpikir logis atau masuk akal.
2) Berpikir praktis dan kreatif. 4) Berpikir sistematik.
Untuk
mengembangkan semangat kewirausahaan ada beberapa sikap yang perlu dimiliki, yaitu kreatif, inovatif, motivasi dan
sikap bekerja efektif dan efisien.
a. Kreatif
Dalam kehidupan yang serba sulit seperti sekarang ini, janganlah kita
berputus asa dan pantang
menyerah. Untuk bisa menghadapi situasi seperti ini diperlukan orang-orang yang
mempunyai kreatifitas
yang tinggi, semangat kerja yang tinggi. Daya inovatif, mandiri, dan realistik
untuk bangkit dari kesulitan dan menuju masa depan yang lebih cemerlang.
1) Pengertian Kreatif
Apa yang dimaksud
dengan kreatifitas (kreatif)? Berikut ini ada beberapa pengertia.n kreativitas menurut beberapa pakar, di
antaranya adalah:
a)
Menurut
Goman (1991), kreativitas adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam kehidupan.
b)
Menurut
Conny Semiawan (1984), kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru.
Dari beberapa
pengertian kreativitas di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah:
a)
Kemampuan
untuk membuat kombinasi-kombinasi barn atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data variabel yang
sudah ada sebelumnya.
b)
Kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberhasilan seorang wirausaha
terletak pada sikap dan
kemampuan berusaha dan semangat etos kerja yang tinggi. Seorang wirausaha yang memiliki kreativitas
yang tinggi akan selalu dapat menciptakan hal-hal yang baru dan gagasan-gagasan baru untuk kemajuan dalam
bidang usahanya.
2) Ciri-ciri Manusia Kreatif
Menurut De Bono, pemikiran kreatif
merupakan motivator yang sangat besar karena membuat banyak orang tertarik akan pekerjaan yang
dihasilkan.
Menurut A.Koe (Kao, 1989: 15-16),
ciri-ciri dari manusia yang kreatif adalah:
a) Melihat sesuatu dengan cara yang tidak
biasa.
b) Tidak menyukai kegiatan yang menuntut
kesesuaian.
c) Tidak mudah dipengaruhi pendapat umum
bila yakin pendapatnya benar.
d) Kecenderungan kurang dogmatis dan lebih
realistis.
e) Mengakui dorongan-dorongan dirinya
tidak berdasarkan akal (irasional).
f) Menyukai hal-hal yang rumit dan baru.
g) Menyukai humor dan memiliki good
sense of humor.
h) Menekankan pentingnya nilai teoritik
dan estetis.
i) Dapat menerima perbedaan.
j) Membutuhkan dan menerima otonomi.
k) Percaya pada diri sendiri.
I)l)
Mau mengambil
risiko yang telah diperhitungkan.
m) Tekun.
n) Keterbukaan pada pengalaman.
o) Keingintahuan.
p) Bebas berpikir dan bertindak.
Menurut analisis Guilfora, ada 5 (lima)
faktor sifat yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif yaitu:
a) Kelancaran (fluency), adalah
kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
b) Keluwesan (fleksiblity), adalah
kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
c) Keaslian (originality), adalah
kemampuan untuk mencetus gagasan dengan cara-cara asli dan tidak klise.
d) Penguraian (elaboration), adalah
kemampuan menguraikan sesuatu secara lebih rinci.
e) Perumusan kembali, adalah kemampuan
untuk meninjau suatu persoalan berdasarkanprospektif yang berbeda dengan apa yang sudah
diketahui oleh orang banyak.
Seorang wirausaha yang kreatif
biasanya akan selalu menemukan hal-hal yang baru ataupun informasi-informasi penting bagi kegiatan
usahanya, informasi-informasi itu antara lain adalah:
a) Peluang usaha yang menguntungkan
perusahaan.
b)
|
c) Informasi tentang kepribadiannya dan
kemampuan dirinya.
d) Peluang pasar.
e) Persaingan dalam dunia usaha.
f) Pemasok barang, dan lain-lain.
Bagi kalangan wirausaha, tingkat
kreativitas akan sangat menunjang bagi kemajuan bisnisnya. Seorang wirausaha dapat dikatakan
kreatif apabila mereka memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau
menciptakan sesuatu yang belum ada.
P.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIVITAS
a) Faktor Internal
Yaitu faktor yang berasal dari dalam
individu yang dapat mempengaruhi perkembangan kreativitas individu.
(1) Sikap terbuka terhadap pengalaman dan
rangsangan dari luar maupun dari diri individu.
(2) Kemampuan mengadakan eksplorasi
terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk atau konsep-konsep maupun kombinasi dari hal-hal yang
sudah ada.
b) Faktor Eksternal
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari
luar yang dapat mempengarukemampuan
seseorang dalam
mengembangkan kreativitas.
(1) Lingkungan keluarga.
(2) Lingkungan sekolah.
(3) Lingkungan pekerjaan.
(4)
Masyarakat.
(5) BUDAYA ATAU KEBIASAAN BERLAKU DI
MASYARAKAT.
(6) Q. SIKAP DAN KONDISI YANG PERLU DIKEMBANGKAN UNTUK
MENINGKATKAN KREATIVITAS, YAITU:
a)
Kesendirian,
artinya dalam kesendirian itu memperoleh inspirasi untuk menciptakan sesuatu yang baru.
b)
Memerlukan
waktu untuk berpikir dan berasa, artinya untuk mengembangkan kreativitas memerlukan waktu khusus tidak bercampur
dengan kegiatan-kegiatan yang lain.
c)
Berpikir
bebas yang memungkinkan individu menekuni bermacam-macam arah alternatif yang dapat melahirkan ide baru.
d)
Kemampuan
melihat kesamaan dan analogi dalam pemecahan masalah.
e)
Kesediaan
menunda pemberian kritik, pertimbangan dan penilaian terhadap gagasan baru, agar tidak mematikan spontanitas
dan keberanian berkreasi.
f)
Konflik
sebgai motivasi dan mengubah konflik menjadi pendorong untuk menciptakan kreativitas.
g)
Kesiagaan
dan disiplin untuk menciptakan karya yang bersifat kreatif selain daya imajinasii, bakat tetapi juga disiplin
dan kesiagaan serta kerja keras.
R. PROSES KREATIF
Menurut Edward de Bobo (1970), ada 4
(empat) tahapan dalam proses kreatif, yaitu:
a) Tahap 1: latar belakang atau akumulasi
pengetahuan
Tahap
ini didahului dengan penyelidikan dan pengumpulan informasi yang meliputi membaca, berbicara dengan orang lain,
dan menghadiri pertemuan profesional.
b) Tahap 2: proses inkubasi
Dalam
tahap ini seseorang tidak harus terus menerus memikirkan masalah yang dihadapi,
tetapi mereka dapat
melakukan kegiatan lain yang tidak harus ada hubungannya dengan masalah.
c) Tahap 3: melalui ide
Pada tahap ini mulai mencari dan
menemukan ide.
d) Tahap 4: evaluasi dan implementasi
Dalam
tahap ini adalah tahap yang paling sulit karena dalam tahap ini seseorang harus
serius, disiplin, dan
benar-benar dituntut untuk berkonsentrasi.
S. MENERAPKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS
Ada beberapa hal yang
perlu dilakukan untuk menerapkan dan meningkatkan kreativitas wirausaha antara lain:
a) Menggunakan akal
Seorang
wirausaha yang ingin lebih kreatif harus selalu berpikir logis dan selalu melatih diri dan mengembangkan
kemampuannya melalui kegiatan usaha.
b) Hapus perasaan ragu-ragu
Untuk
mengembangkan sikap kreativitas, seorang wirausaha harus menghilangkan sikap atau perasaan
ragu-ragu terhadap pemikiran ide-ide positif dan harus selalu berpikir positif.
c) Mengembangkan perspektif fungsional
Seorang wirausaha yang kreatif harus melihat teman-temannya sebagai
alat untuk memenuhi
keinginan, membantu menjelaskan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Ada beberapa kebiasaan
mental yang tidak balk yang dapat menghambat kreativitas wirausaha di antaranya adalah:
(1) Pemikiran kemungkinan/probabilitas.
(2) Stereo-type.
(3) Pemikiran lain.
(4) Mencari selamat.
Berdasarkan
penelitian kreativitas, dapat diidentifikasikan menjadi 3 (tiga) tipe yang berbeda, yaitu:
(1)
Menciptakan, adalah
proses membuat sesuatu dari tidak ada menjadi ada.
(2)
Memodifikasi, adalah
sesuatu adalah mencari cara-cara membentuk fungsi-fungsi baru atau menjadikan sesuatu menjadi
berbeda penggunaannya oleh orang lain.
(3)
Mengkombinasikan, adalah mengkombinasikan dua hal atau lebih yang sebelumnya tidak saling berhubungan.
Untuk dapat menambah kemampuan kreatif
seseorang dapat dilakukan dengan cara:
a) Rileks.
b) Melatih otak.
c) Menentukan keinginan.
d) Cara mengatasi masalah.
e) Cara melakukan sesuatu dengan balk
f)
T. HAL-HAL
YANG MERINTANGI KREATIVITAS
a) Lebih menekankan pada perilaku dan
struktur birokrasi.
b) Mengagungkan tradisi dan budaya yang
dibuat.
c) Memperkecil ketersediaan sumber-sumber
yang dibutuhkan.
d) Mematikan sesuatu contoh.
e) Komunikasi yang lemah.
f) Sistem pengendalian yang kuat dan tidak
lentur.
g) Menekankan denda atau hukuman atas
kegagalan atau kesalahan.
h) Menekankan pada nilai yang menghalangi
pengambilan resiko.
i) Mengawasi aktivitas kreativitas.
j) Menekankan batas waktu.
k) Lebih menyukai spesialisasi.
R.
PENGEMBANGAN KREATIFITAS
Untuk mendukung
pengembangan kreatifitas individu diperlukan beberapa hal sebagai berikut:
a) Mempunyai pendidikan yang mendukung
pengembangan kreatifitas.
b) Mempunyai keberanian kreatif, keberanian
untuk menolak yang baku dan menciptakan yang baru.
c) Mempunyai peluang untuk melakukan
kreativitas.
d) Mempunyai motivasi intelektual yang
tinggi.
e) Mempunyai kemampuan kognitif yang
tinggi.
f) Sikap yang bebas, mandiri dan percaya
diri, terbuka untuk menerima rangsang internal maupun eksternal.
V. INOVATIF
Inovasi merupakan
suatu penemuan baru yang berbeda dari-yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Inovasi
menjadi hal yang penting bagi seseorang wirausahawan karena inovasi suatu
sumber keuntungan baginya. Orang yang kreatif dan inovatif adalah
suatu kemampuan untuk memindahkan sumber daya yang kurang produktif menjadi sumber daya
yang produktif sehingga memberikan nilai ekonomis. Orang yang berinovatif mencoba hal yang
baru yaitu suatu kemauan dan keterbukaan untuk menerima pengalaman baru yang dapat
memperkaya wawasan. Di samping itu, mereka juga sangat terbuka dengan adanya
suatu perbedaan. Orang yang berinovatif selalu berempati yaitu mempunyai kemampuan untuk
merasakan dan berpikir apa yang dirasakan dan dipikirkan orang lain empati adalah suatu usaha
untuk bersikap dan berpikir seperti orang lain bukan hanya bersikap dengan cara kita sendiri. Orang
yang berinovatif prestatif, dia selalu berusaha untuk
menjadi yang terbaik dalam segala situasi, menyukai persaingan yang sehat dan mempunyai gagasan-gagasan dan ide yang belum
pernah terpikirkan.
Inovatif yang
berhasil adalah yang sederhana dan terfokuskan. Inovatif produk dan
pelayanannya harus terarah secara spesifik, jelas, dan memiliki desain yang
dapat diterapkan.
1)
Dasar
I novatif
Dalam meningkatkan kemampuan inovatif produk dan pelayanannya ada
beberapa hal yang
dijadikan dasar di antaranya adalah:
a) Berorientasi kepada tindakan untuk
berinovatif.
b) Mulailah membuat produk dengan inovatif
yang terkecil.
c) Menentukan tujuan dalam berinovatif.
d) Buatlah produk dengan penuh inovatif
dengan proses secara sederhana dan dapat dipahami serta dikerjakan.
e) Menjalankan uji coba dan merevisinya.
f) Mulailah berinovasi dari pengalaman.
g) Menghargai karyawan yang memiliki
gagasan inovatif.
Ada 5 (lima) mitos
utama dalam meningkatkan kemampuan terhadap inovatif yaitu:
a)
Inovatif itu harus
direncanakan terlebih dahulu dan dapat diperkirakan.
b) Teknologi merupakan kekuatan pendorong
terhadap inovatif dan kesuksesan.
c) Spesifikasi teknis sebaiknya
dipersiapkan secara lengkap.
d) Adanya kreativitas yang tergantung
pada mimpi-mimpi dan gagasan-gagasan yang mengawang-awang.
Proyek yang besar akan lebih
mengembangkan masalah inovatif dari pada proyek kecil. Seorang wirausaha yang memiliki inovatif yang
tinggi dikenal mempunyai kemampuan menggabungkan imajinasi dan pikiran kreatif secara sistematis dan logika.
JENIS INOVATIF
a) Menurut Kuratko (1955), ada 4
(empat) jenis inovatif yaitu:
(1)
Invensi
(penemuan) yang merupakan produk jasa atau proses yang benar-benar baru yang sebelumnya tidak ada.
(2)
Ekstensi
(pengembangan), yaitu pemanfaatan baru dan penerapan lain pada produk jasa atau proses yang sudah ada.
(3)
Duplikasi
(penggandaan) merupakan refleksi kreatif atas konsep yang telah ada.
(4)
Sintesis adalah kombinasi atas
konsewp-konsep dan faktor-faktor yang telah ada dalam penggunaan atau formula baru.
b) Menurut James Brian Quisin (1955),
ada beberapa faktor yang mendukung tercapainya keberhasilan persiapan kemampuan inovatif yaitu
sebagai berikut.
(1) Iklim inovasi dan visi
Sebuah perusahaan yang inovatif memiliki visi yang singkat dan jelas
serta memberikan suatu
dukungan nyata demi terwujudnya suasana inovatif.
(2) Orientasi pasar
Suatu perusahaan yang
inovatif selalu melandaskan visi mereka dengan kenyataan yang ada di pasar.
(3) Organisasi yang tetap datar dan kecil
Perusahaan yang inovatif berusaha menjaga keseluruhan perusahaan tetap
datar serta dan proyek yang
kecil.
(4) Proses belajar interaktif
Suatu lingkungan yang inovatif proses belajar dan penelitian ide-ide
mengabaikan garis fungsi tradisional.
2)
Dimensi dan Tipe-tipe Inovatif
Tahapan-tahapan inovatif dan level
analisisnya meliputi:
a) lnovatif produk, adalah hasil dari organisasi
perusahaan.
b) Inovatif proses, adalah upaya untuk menghasilkan produk
atau pelayanan yang baik.
c)
Inovatif kontinum, adalah sebagai in kremental ke radikal menurut tingkat perubahan yang diinginkan untuk melaksanakan inovatif.
d) Inovatif teknik, adalah inovatif terkait langsung dengan
produksi produk.
e)
Inovatif administrasi, adalah inovatif yang terkait dengan manajemen serta berorientasi dengan proses struktur manajemen sumber daya manusia (SDM) dan
sistem akuntansi.
3)
Tahap
Inovatif
Dalam inovatif ada 2 (dua) tahap yang
harus dilewati, yaitu:
a)
Tahap penciptaan inovatif, yaitu kreasi gagasan dan pemecahan masalah bagi
produk atau solusi produk.
b)
Tahap adopsi inovatif, yaitu akuisisi atau implementasi inovatif.
4)
Prinsip
Inovatif
a) Prinsip keharusan
Adalah suatu tindakan yang mutlak harus dilakukan dan merupakan suatu keharusan bagi seseorang yang ingin
menjadi wirausahawan, yaitu menganalisis peluang, memperluas wawasan, bertindak efektif dan
tidak berpikir muluk.
b) Prinsip larangan
Adalah suatu hal yang harus dihindari dalam pencapaian inovasi antara
lain berlagak pintar,
rakus, sombong dll.
5)
Cara
Berpikir Inovasi
a) Membiasakan din memiliki mimpi.
b) Memperkaya ide.
c) Membiasakan diri menerima perbedaan dan
perubahan.
d) Menumbuhkan sika empati.
6)
Menerapkan
Kemampuan Inovasi
Faktor-faktor yang medukung untuk tercapainya keberhasilan penerapan
kemampuan inovasi menurut James Brian Quinn adalah
iklim inovasi dan visi, orientasi pasar, organisasi yang tetap datar dan kecil dan proses belajar interaktif.
Motivasi
Motivasi adalah kekuatan dari dalam
individu yang menggerakkan seseorang untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Untuk menjadi seorang
wirausaha yang berhasil maka seseorang harus memiliki motivasi yang tinggi. Motivasi
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:
1) Dorongan, yaitu-keadaan ketidak seimbangan dalam din
individu karena dipengaruhi dari dalam dan luar dirinya yang memperngaruhi dan
mengarahkan perbuatan individu dalam rangka mencapai adaptasi atau keseimbangan.
2) Kebutuhan, yaitu dorongan yang telah ditentukan
secara personal, sosial, dan kultinasi, seperti:
a) Kebutuhan untuk berprestasi.
b) Kebutuhan untuk bersama dengan orang
lain.
c) Kebutuhan untuk turut serta mengambil
keputusan mengenai persoalan.
d. Menanamkan Perilaku
Bekerja Efektif dan Efisien
1) Pengertian Efektif dan Efisien
Efektif adalah suatu pekerjaan yang
dapat diselesaikan tepat waktu sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
dengan kata lain efektif adalah sampai tingkat apakah tujuan itu sudah dicapai dalam arti kualitas
dan kuantitasnya.
Efisien adalah perbandingan yang
terbaik antara input dan out put, antara daya usaha dan hasil usaha atau antara pengeluaran
dan pendapatan dengan kata lain efisien adalah segala sesuatu yang dikerjakan dengan berdayaguna
atau segala sesuatunya dapat diselesaikan dengan tepat, cepat, hemat, dan
selamat.
a) Tepat, yaitu kena sasaran sesuai dengan yang
diinginkannya atau smua yang dicitacitakan dapat
tercapai.
b) Cepat, yaitu pekerjaan dapat diselesaikan tepat sebelum
waktu yang ditetapkan.
c) Hemat, yaitu dengan biaya yang sekecil-kecilnya tempa ada
pemborosan dalam bidang pekerjaan
apa pun.
d) Selamat, yaitu segala sesuatu sampai pada tujuan pekerjaan
yang dimaksud tanpa mengalami
hambatan-hambatan ataupun kemacetan-kemacetan.
Pentingnya bekerja prestatif, efektif,
dan efisein merupakan sesuatu yang perlu disumbangkan dalam rangka usaha
bersama, tanpa adanya pemborosan waktu, biaya, tenaga, dan sebagainya. Beberapa
perencanaan perilaku bekerja prestatif, efektif, dan efisiensi adalah sebagai
berikut.
a) Masa inkubasi
Apabila sudah ada usaha yang cocok,
ide-ide dibiarkan dulu, dalam hal ini tidak dibuatkan rencana agar supaya ide itu menjadi
matang. Rencana itu akan semakin mantap apabila dikerjakan secara lebih efektif dan efisien.
b) Analisis sumber perencanaan
Apabila analisis kekuatan, kelemahan
peluang, dan ancaman dilakukan dengan balk berarti telah mengandung bahan-bahan yang sangat penting untuk
perencanaan bekerja
secara prestatif, efektif, dan efisien.
c) Sasaran jelas, realistis, dan
menggairahkan
Sasaran perlu direnungkan, dibayangkan,
dan diidamkan sehingga dapat menggairahkan niat pelaku untuk bekerja prestatif dan efisien.
2) Pentingnya Bekerja secara Efektif, Efisien
melalui Latihan
Sebagai seorang wirausaha harus selalu
bekerja secara efektif dan efisien agar supaya menjadi seorang wirausaha yang berhasil. Adapun
pentingnya menanamkan kerja efektif dan efisien melalui latihan adalah sebagai
berikut:
a) Untuk meningkatkan kemampuan bekerja
secara prestatif, efektif, dan efisien.
b) Untuk mengurangi pengawasan dalam
bekerja.
c) Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
d) Untuk mengembangkan sikap para pegawai
yang positif.
e) Untuk mencapai efektivita's dan
efisiensi
|
a)
Apprentice Training.
Cara ini dapat dilaksanakan dengan mengerjakan
semua tugas dengan sebaikbaiknya.
b)
On The Job Training
Cara ini dapat dilaksanakan dengan
menetapkan pegawai baru untuk memangku suatu jabatan. Ada beberapa metode latihan yang
dijalankan perusahaan, antara lain adalah:
(1) Untuk latihan induksi, misalnya
kuliah-kuliah, perjalanan dinas.
(2) Untuk latihan tugas, misalnya belajar
sambil bekerja, sistem magang, mengikuti pelajaran di luar perusahaan.
(3) Untuk latihan pengawas dengan
kursus-kursus.
(4) Untuk latihan manajemen dengan kursus
ujian profesional.
(5) Untuk pengembangan pimpinan, misalnya
melalui latihan khusus manajemen.
Pembinaan efektivitas dan efisiensi
kerja ke arah pengaturan secara maksimal yaitu dengan
memberikan latihan kerja yang baik maupun dalam rangka tugasnya untuk perkembangan technical skill dan
managerial skill. Untuk mencapai efektivitas dan efisien kerja yang balk
dibutuhkan teknik penggerakan dan motivasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
3) Merencanakan Proses Bekerja Efektif dan Efisien
Dalam merencanakan proses bekerja agar
efektif dan efiseien dapat dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) cara, yaitu:
a)
Kegiatan-kegiatan
wirausahawan mencakup keahlian menggunakan waktu, tenaga daya, dan peralatan kerja.
Kegiatan wirausahawan yang mencakup
aspek-aspek bisnis yang dianggap rutin. Hal ini meliputi menyiapkan laporan keuangan,
bulanan, monitor merevisi anggaran, serta memasarkan produk dan jasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar